Belia, anak SMA yang luar biasa. Bisa berprestasi meski
hidup dengan kesederhanaan. Mamanya yang Single Mother dan dua sahabatnya, Echa
dan Ayu, adalah semangat hidup Belia. Afgan, penyanyi berwajah manis dan
romantic ini menjadi idolanya semenjak Belia suka nyanyi, setelah Papanya
meninggal dunia. Banyak pernak-pernik tentang Afgan di rumahnya, bahkan
kemanapun Belia pergi, selalu ada hal tentang Afgan dalam penampilannya.
Liburan semester satu di kelas XII merupakan suatu
kesempatan bagi Belia untuk menikmati segala rencananya yang telah lama
diagendakan. Mau nonton konser Afgan secara langsung, ikut meet and greet,
minta foto bareng, tanda tangan, kalau perlu sampai menginap di basecampnya.
Apapun deh yang penting bisa ketemu Afgan.
Pada sebuah event saat dimana Afgan menjadi bintang tamunya,
Belia sudah niat hadir dan memberikan seikat bunga kado cinta untuk Afgan
sabagai hadiah ulang tahunnya minggu lalu yang baru sempat Belia kasih. Tapi
setelah selesai tampil menyanyikan satu lagu, kening Afgan berkerut, terlihat
jutek sekali. Belia memberikan seikat bunganya dengan senang hati dan perasaan
tak terduga, namun Afgan mengabaikannya. Bahkan berteriak kesal sambil
meninggalkan Belia.
Kejadian itu cukup menghancurkan suasana hati Belia.
Menurutnya sikap Afgan tidak sesuai dengan apa yang selama ini Belia saksikan
di televisi. Segala macam pikiran buruk tentang Afgan bermunculan. Mendengarkan
keluhan sahabatnya itu, Echa menafsirkan sosok Afgan yang munafik dan sadis
terhadap Fans. Tidak bagi Ayu, ayu menenangkan perasaan Belia yang sedang down
dan kecewa. Dengan terus memberi pencerahan tentang Afgan yang tetap manusia
biasa dan memiliki alasan untuk bersikap apapun.
Belia terserang kekecewaan yang mendalam. Untuk sembuh,
Belia mencoba lagi menemui Afgan di Apartmentnya. Memberanikan diri sebagai
Fans yang paling ngefans dengannya. Informasi tempat tinggal Afgan
didapatkannya dari kak Chita, sahabat Afgan yang juga seorang artis, beberapa
waktu lalu Belia bertemu kak Chita di Indonesian Book Fair. Di lobby, dekat pintu
kamar Afgan, Belia menyudut. Karena mendengar sebuah pertengkaran hebat yang
Belia kenali suaranya. Afgan dan seorang perempuan. Lalu keluar perempuan itu
sambil membanting pintu. Belia tidak percaya, hal semacam ini akan
diketahuinya. Dompet jatuh dari tas yang dikenakan oleh perempuan itu dan
membawa Belia pada sebuah keberuntungan.
Seharian di kamar Afgan dan hanya berdua dengannya. Itu
adalah kejutan yang paling istimewa. Tapi tak satupun keinginannya dapat
tercapai. Tanda tangan, foto bareng, tak sempat. Afgan penuh misteri dan itu
membuat Belia sangat penasaran. Beberapa jam hanya diam dan mengingat apa saja
yang ada di dalam kamar Afgan, sembunyi-sembunyi mencari tahu kebiasaan Afgan
di kamarnya. Sok cerdas, padahal itu hanya perkiraannya, ah yang terpenting
adalah tahu tentang Afgan dan bisa jadi bukti ke Echa dan Ayu kalau Belia sudah
berhasil datang ke Apartmentnya Afgan.
Belia mengupload foto-foto di Apartment Afgan di twitter dan
Elsa mengetahuinya. Elsa, perempuan yang marah-marah di Apartment itu adalah
pacar Afgan. Saat menemui Afgan lagi di sebuah program konser televisi swasta.
Backstage yang sunyi, Afgan menghuni. Penuh perjuangan untuk bisa masuk ke
backstage dan Belia sadar dirinya brandal. Melihat kemunculan Belia, spontan Afgan
marah. Karena foto-foto yang Belia upload, Elsa marah besar padanya dan nyaris
memutuskan hubungan. Puas marah-marah ke Belia, Afgan mereda. Tetesan kecil air
mata Belia di pipinya ternyata melemahkan Afgan. Itu kedua kalinya Afgan
membuat Belia kecewa. Setelahnya, Belia masih banyak berkorban untuk
kebahagiaan Afgan, membuatkan sarapan, mengirimkan obat saat Afgan sakit,
sampai mengirim banyak surat untuk Afgan berharap Afgan memaafkannya.
Waktu liburan habis, saatnya Belia kembali bersekolah.
Belajar sangat serius dan fokus, meski pikirannya tetap memikirkan Afgan. Suatu
hari, Belia menemui Elsa di lokasi shooting sinetron terbarunya. Belia
diperbolehkan masuk oleh crew, di sebuah ruangan, Belia melihat jelas Elsa
dipeluk mesra oleh lelaki yang Belia kenali sebagai artis juga. Lelaki itu
mencium Elsa dan Elsa tidak menolak. Terkejut menyaksikan itu, Belia
bersembunyi. Lelaki itu keluar, namanya Ega, actor film action yang pernah
Belia tonton. “Hey, anak kecil ngapain ada disini?” Dibelainya kepala Belia,
lembut sekali.
Kenyataan bahwa Elsa bukanlah yang terbaik untuk Afgan,
Belia terus berusaha agar Afgan percaya padanya dan sedikit saja mau mendengarkannya.
Kak Chita dan Alan pacarnya, sangat bersimpati terhadap aksi Belia yang ngefans
berat sama Afgan. Mereka mendukung Belia untuk bisa meluluhkan hati Afgan.
Namun Afgan tetap keras kepala. Sampai akhirnya Afgan memergoki Elsa dan Ega di
gym seperti sepasang kekasih. Menyesal tidak pernah mau menganggap Belia adalah
sosok yang berpengaruh dalam hidupnya, Afgan mencari-cari Belia. Ke sekolah, ke
tempat-tempat yang sering Belia singgahi, namun tak juga ketemu. Echa dan Ayu
pun memberitahu, bahwa Belia mendapatkan beasiswa kuliah di MIT Boston, Amerika
Serikat. Belia sudah berangkat tiga hari yang lalu. Tak ada pilihan, Afgan
harus bertemu Belia meski mengejarnya sampai ke Massachussets.
Di Massachussets, Belia seperti akan terbang. Afgan, idola
yang dicintainya dan Mama, wanita terhebat dalam hidupnya, ada di hadapannya,
menyaksikan Belia sedang presentasi di depan mahasiswa-mahasiswi MIT. Belia,
walaupun dengan keterbatasan ekonomi dan penuh kesederhanaan, Belia mampu
membesarkan namanya sebagai salah satu Anak kebangsaan Indonesia yang
berprestasi terbaik. Afgan dengan seikat bunga yang harum dan cantik, meminta
maaf pada Belia dan memohon agar Belia mau menjadi pacarnya. Di depan halaman
kampus MIT, di bawah pohon besar yang menjadi icon persinggahan terdamai
anak-anak asrama MIT, Afgan menyatakan perasaannya pada Belia. Mereka pun
jadian, Belia yakin bahwa segala hambatannya mencuri hati Afgan selama ini
adalah sebuah tali untuk mengikat hubungan cinta yang benar-benar untuknya,
Saat ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar