Rabu, 14 Agustus 2013

Tokoh SHEVALONICA - The Wrath



Nama Peran dalam buku SHEVALONICA - The Wrath

Safwa Izora (Bidadari subuh terbaik-arab)
Habeebah Husniya (Kesetiaan kekasih setia-arab)
Shevalonica (Perempuan dan cinta-inggris)
Rowley (Lelaki dan setia-inggris)
Rush (Senja merah muda-inggris)

Sinopsis: DEMI MISKA



Persahabatan yang berkesan paling unik adalah saat Aliya bertemu Miska. Miska hadir dengan keluguannya yang khas. Sok berani naik ke lantai teratas di Kampus untuk bisa jadi pahlawannya Aliya saat berniat bunuh diri dengan loncat dari atap Kampus. Tidak butuh waktu lama, Miska berhasil menggagalkan rencana buruk Aliya. Aliya sedikit kesal karena menurutnya Miska sudah mempermalukannya di depan banyak orang. Padahal hanya bilang “Hey, kamu itu kalau mau bunuh diri jangan di Kampus. Kamu mau mukamu sejelek hantu bangku kosong? Sampai-sampai membuatku takut dan itu akan sangat mengerikan sekali.” Aliya langsung membatalkan niatnya karena ilfil pada ucapan Miska. Sejak itu Miska jadi sering memperhatikan Aliya dan mereka selalu bersama. Kelucuan Miska membuat Aliya menyayanginya dan mereka pun bersahabat baik.

Beberapa hari kemudian, sepulang dari Kampus, Miska berjanji menunggu Aliya di Rumahnya karena Aliya tidak kuliah hari itu. Miska bertemu perempuan aneh di Pinggir Jalan. Perempuan itu adalah Tasya, yang pelupa dan suka belanja. Miska menemukan Tasya sedang mengobrak-ngabrik isi tas ranselnya sambil juga memegang tas laptop. Terlihat sangat repot sekali mencari sesuatu yang hilang. Miska dekati, lelucon pun terjadi karena Kacamata yang Tasya cari ternyata terpasang di kepalanya. Karena Tasya merasa sangat malu sekali, Tasya mentraktir makan Miska. Dari pertemuan tidak disengaja itu, mereka mulai berteman.

Di rumah Miska, Miska dan Aliya mendengar pertengkaran hebat Orang Tua Miska yang kesekian kalinya. Itulah yang membuat Aliya mengagumi Miska, meski orang tuanya tidak harmonis Miska tetap menjadi anak yang ceria dan selalu berbuat baik dengan memberi setiap senyuman kepada siapapun. Sebagai anak yatim piatu, Aliya sadar bahwa ia bisa setegar dan sekuat Miska. 

Surat Miska buat Aliya dan Tasya
 

ALSYA, AKU SUKA DIA

Al,
Aku suka saat dia bilang aku aneh
Aku juga suka saat dia bilang aku lucu
dan aku lebih suka saat dia bilang hidup ini segar
Aku merasa dia begitu indah menikmati dunianya

Sya,
Kamu tahu aku bagaikan apa?
Aku bagaikan upik abu yang berubah jadi ratu
Dia memperlakukanku seperti mahkota raja
Sangat dia jaga

Huuh! Aliya, Tasya
Andai aku pemilik waktu
Aku ingin waktuku lebih lama lagi di saat ini
Saat dia menjadikanku yang pertama di hatinya
Dan yang terakhir di hidupnya

Aku bukan lagi dalam mimpi-mimpiku
Ini kenyataan
Aku memilikinya

Aliya, Tasya
Dia adalah bagian dari perubahanku
Dia akan jadi gerbang pintu surga
Yang akan terbuka jika aku berbakti kepadanya

Surat Miska buat Aliya dan Tasya
Raja Ampat, 4 Mei 2013
‘Ketika aku dan 2 sahabatku jatuh cinta pada orang yang sama.’
‘Takdir memilih aku yang harus pergi dan membiarkan dia dengan 2 cintanya -Aliya & Tasya-.’

Sinopsis: CINTA MELANGIT




Safaa, anak perempuan satu-satunya dari Ibu tukang masak keliling. Baru lulus SMK tahun lalu. Tidak kuliah juga tidak bekerja tapi Safaa memiliki cukup uang untuknya dan kebutuhan Ibu. Sejak bersekolah Safaa memang sudah terbiasa mandiri, sepulang sekolah mengumpulkan barang bekas yang ia rapikan kemudian ia jual. Uangnya digunakan untuk kebutuhan sekolah dan di rumah. Safaa anak yang kreatif dan innovative. Ia membuat karya tulis yang ia kirim ke media cetak sampai akhirnya mendapat bayaran tiap bulan karena karyanya aktif diterbitkan di beberapa majalah. Walaupun sederhana, Safaa mempunyai istana kardus cantik yang terletak tidak jauh dari rumahnya, dekat kali kecil dan ditinggali beberapa anak jalanan. Istana kardus cantik itu ia buat sendiri untuk tempat tinggal anak jalanan yang belum memiliki tempat berteduh. Ia juga memberi pekerjaan yang bermanfaat untuk mereka sehingga mereka bisa berpenghasilan dan tumbuh manjadi pribadi yang dewasa juga mandiri.

Setiap hari kemanapun Safaa pergi, jauh dekat ia sanggup berjalan kaki. Hari itu, Abid (Photoghrafer muda kaya tampan) mengikuti Safaa sedaritadi, sejak menemuinya di Tebet hingga ketahuan di pertengahan Pancoran Tugu. Abid terus memotret Safaa, tanpa Safaa sadari sedikitpun karena Safaa sedang asik mencatat kalimat-kalimat yang ia dapatkan selama berjalan kaki. Lalu, Abid dan Safaa berkenalan. Perlahan, Safaa membiarkan Abid tahu segala tentangnya dan membebaskan Abid memotret apapun di tempatnya. Welcome keduanya menjadikan hubungan mereka meningkat jadi cinta. Safaa menjadi kekuatan sendiri bagi Abid untuk menghasilkan potret-potret yang luar biasa. Abid pun menjadi inspirasi dan motivasi Safaa bahwa ia bisa menjadi Penulis best seller kelas dunia. Kekompakkan mereka didukung anak-anak jalanan istana kardus cantik dan Ibu Safaa sendiri sangat menyukai perubahan dahsyat dari Safaa sejak pertemuannya dengan Abid. Meski orang tua Abid sempat tidak setuju dengan hubungan Abid dan Safaa, namun ketika Abid membuktikan bahwa Safaa adalah sayapnya yang kini berkibar sudah. Orang tua Abid pun akhirnya setuju. Abid menjadi photoghrafer muda terbaik, Safaa menjadi Penulis dengan karya yang besar, Ibu Safaa memiliki restoran sendiri, istana kardus cantik berubah jadi istana sesungguhnya dengan anak-anak jalanan yang berprestasi. Abid dan Safaa merencanakan pernikahan, namun tepat di hari pernikahan, mobil yang mereka tumpangi kecelakaan. Safaa mengalami kebutaan dan Abid koma. Beberapa bulan kemudian, Safaa masih dengan kesedihannya karena tidak lagi bisa menulis. Hanya menyendiri, berteman dengan sunyi. Abid masih koma, tak berdaya.

Malik muncul. Cinta pertama Safaa waktu SD yang tak kesampaian. Ia menjadi penjaga Safaa, yang berusaha memulihkan Safaa supaya kembali seperti dulu. Safaa menyambutnya senang. Malik baik dan menerima kenyataan bahwa Safaa yang dulu diabaikannya, kini dicintainya itu, telah bersuami walaupun suaminya sedang sakit. Tujuan Malik hanya ingin Safaa kembali ceria, bisa melihat lagi dan Abid sembuh lalu mereka hidup bahagia. Namun takdir berkehendak lain. Orang tua Malik ingin Safaa menjadi isteri Malik. Ibu Safaa pun menyetujui. Orang tua Abid hanya pasrah pada takdir lain. Berat bagi Safaa kalau harus berpaling dari Abid yang sedang koma, namun di sisi lain Safaa juga masih ada rasa pada Malik.

Petunjuk pertama hadir di mimpi Ayah Abid, bahwa Abid menginginkan Safaa menikah dengan yang lain, yang mencintainya sama seperti cinta Abid. Petunjuk kedua datang di mimpi Ibu Abid, yang Abid minta adalah kornea matanya didonorkan untuk Safaa. Kedua petunjuk itu pun dikabulkan oleh kedua belah pihak. Saat Safaa memohon petunjuk dari Abid, Abid pun menghembuskan nafas terakhir dengan meninggalkan keputusan bahwa Safaa harus tetap hidup dan bersama dengan Malik yang mencintainya. Tak lama kemudian, Safaa dan Malik pun menikah. Mereka menaburkan bunga bersama di makam Abid. Abid hidup tenang di kehidupan yang sesungguhnya. Safaa bisa melihat kembali karena mata Abid dan Malik menjadi suami yang bertanggungjawab pada Safaa.

Love In Massachussets @Novel_LIM

Kita tidak pernah tahu pada siapa kita akan berjodoh. Kita juga tidak bisa menentukan pada siapa kita akan jatuh cinta. Padahal dari awal aku tahu kamulah yang akan memilikiku. Meski hanya sebagian, bukan sepenuhnya. Love In Massachussets. ‪#‎loveAelsyea‬ ‪#‎loveSitta‬ ‪#‎loveMikha‬ ‪#‎loveDirga‬ ‪#‎boston‬ ‪#‎MIT‬ ‪#‎singer‬ ‪#‎fans‬ ‪#‎persahabatan‬ ‪#‎romance‬ ‪#‎comedy‬ @Novel_LIM

SHEVALONICA - The Wrath

Murka yang hanya ada dalam mimpi Shevalonica itu akhirnya jadi kenyataan. Ketika pertemuannya dengan Rowley dan Rush (Sepasang Suami Istri) menambah derita hidup Safwa Izora. Elan Morse, lelaki penyelamat asal Amerika Serikat adalah pewaris mata mimpi yang menjawab kerumitan Shevalonica dan Safwa Izora. Dalam SHEVALONICA - The Wrath. 6 Bulan lagi, semoga!

PUISI DARI KIRANA KEJORA DAN HANDOKO F ZAINSAM



Sajak Kecil Untuk TUHAN
by Kirana Kejora

Ku sakit apa ibu?
Sering dulu ku bertanya pada ibu
Jawabannya hanya senyum penuh cinta

Kamu akan baik-baik saja sayang
Seperti embun kata-katanya
Selembut sutera nadanya
Sakitku bukan sakitku

Ku tahu KAU beri aku waktu
Menyembuhkan jiwa untuk kembalikan kesempurnaan raga

Aku yakin bisa!
Aku bisa!

Terima kasih TUHAN
Begitu besar cinta yang kurasa
Tak akan ada lagi lara
Karena aku percaya KAU kan selalu jaga aliran darah dan pikiranku

Jakarta, akhir Januari 2011
Puisi hati untuk laskar Bintang Kejora, anak-anak pengidap kanker yang senantiasa dalam cinta kasih Sang Raja Manusia...TUHAN!

Hei Nay
By: Handoko F Zainsam

Hey Nay

—Senyum yang Tiap Mata
Menjatuhkan Airmatanya

Hei Nay

Ke mana kau simpan senyum
yang kerap membuat tiap mata
menjatuhkan airmatanya

—bukankah kau telah mengikhlaskan
senyum itu bersenyawa dengan udara?
Dan siapapun bisa merebut hirupnya
Sebisa luka itukah mematikannya

Hei Nay

Tidaklah sesia waktu
Saat hatimu bersikeras
Menderaskan wajah lelaki
Yang menguras bening airmatamu
Dan setengahnya, kebencian yang lahir
Dari kegamangan rasa

Hei Nay

Di detik perlintasan waktu tunggu
Kau masih saja memunguti butiran embun
Dan berkaca pada beningnya
Bergegeslah kau
sebelum matahari mengambilnya
dan kau hanya menemukan sisa sia
pada ilalang yang telah muram
Senja sebentar lagi tiba, Nie
Tepat saat semburat merah tumpah di horizon barat
Dan kau akan kembali terdera
Kerinduan tanpa selesaian
Atas sulaman cinta di waktu malam
Yang kerap membuatmu tersiksa
: Akan perjumpaan

Seberat batukah batin bertanya
Pada asal yang telah melahirkan

Hei Nay

Aku kabarkan padamu
Akulah burung yang akan pulang ke sarang
Saat senja telah rubuh di ujung mata
Maha Cinta! Maha Cinta, Nay!
Aku tak lagi membutuhkan segala
Karena dia ada di tiap segala
Dia yang menjadi ada dalam tiap hela
Dan Dia yang menjadi abadi dalam tiap harap
Dia Nie! Bukan aku atau kamu!
Atau malah kita?
Meski Dia ada di kamu dan di aku
Dan lebih kuat di kita
Tapi Dia tetap tak membutuhkan
ku atau kamu
karena Dia Abadi adanya

Hei Nay

Aku ronce aksaraku untukNya padamu
agar kau mengerti betapa aku bukan sesiapa
karena adanya sesiapa itu adalah milikNya
dan adamu bukan sekadar untukku
karena Dia yang lebih berhak atas segala

Hei Nay

Kini tak pantas lagi kau simpan senyum
yang kerap membuat tiap mata
menjatuhkan airmatanya

—biarkanlah senyummu
tetap bersenyawa dengan udara
dan siapapun bisa memilikinya

Jakarta, 12 Juli 2010