Aku pernah bertengkar dengan embun
di kala senja
Pada waktu itu, embun ingin kami
jalan berempat
Ya, berempat.
Aku, embun, senja dan peri kecilnya
Tapi aku menolak
Aku bilang ‘Aku punya hati’
Embun tanya, hati yang mana?
Aku semakin bingung
Di satu sisi, aku ingin menjadi
bagian dari mereka
Tanpa perlu status atau sebutan
bahwa aku ini siapa
Di sisi lain, aku tidak punya
keberanian sedikitpun
Aku takut menyakiti senja dan peri
kecil
Aku tidak mau menjadi alasan dari
sendu mereka
Hati Kecilkah? -Hati yang
sebenarnya-
Hati Nuranikah? -Hati yang
sedalam-dalamnya-
Sanubarikah? -Perasaan batin-
Atau hati yang kau buat sendiri
maknanya?
Empat pilihan yang embun sodorkan
padaku
Ia memaksaku untuk menjawab
Bahkan sampai menekanku, membuatku
menangis
Dan lihat, untuk pertama kalinya
embun kehabisan kata-kata
Karena aku bilang, aku jawab dengan
kalimat putus-putus
‘Ha-ti ya-ng ka-u mi-li-ki’
Tidak ada komentar:
Posting Komentar