Senin, 07 April 2014

MALAM-MALAM YANG SUNYI


Hey dien
Aku memikirkanmu lagi
Membayangkanmu
Mengkhayalkanmu
Menyayangimu

Di mimpi itu
Kau bilang kau akan datang kembali
Tidur-tidurku selanjutnya kau tak hadir juga
Kau kemana?

Kau pernah mengatakan bahwa kau adalah inspirasi
Terkadang ku muak dengan segala petunjuk-petunjukmu
Kau terlalu mustahil
Kau tahu kenapa?
Karena kau pengecut
Kau pecundang
Kau hanya ada dalam mimpi-mimpiku

Dien
Aku percaya pada kemungkinan
Pada fase-fase di dirimu
Tapi aku cukup takut
Takut jika kekecewaan akan meretakkan harapan-harapanku

Sampai kau benar-benar nyata
Kau memanggil namaku
Menyapaku dengan senyuman manis
Dengan tatapan kedua mata yang indah
Wajah yang bersinar itu
Aura kebaikan
Aroma penuh pengampunan dan kemerdekaan
Harum tubuh yang selalu dikenang
Juga suara merdu yang kau miliki sejak lahir itu

Buatlah aku yakin, dien
Jangan menjadi angan-angan melulu
Kau harus hidup
Pasti hidup

Raldien
Laki-laki yang berani mengkritikku dalam mimpi
Laki-laki yang pertama kali menyebutku Tsabita
Laki-laki yang menebak bahwa aku menyukai jasmine (melati)
Tsabita Yasmina, mungkin itu aku
Raldien, kau berhasil membuatku kebingungan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar