Aku tidak ingat apa cita-citaku waktu kecil
Aku juga tidak
memikirkannya saat itu
Yang aku ingat
aku hanya sangat senang bermain
Punya banyak
teman
Tertawa karena
kotor-kotoran
Bertengkar karena
mainan rusak
Dan menangis
ketika luka karena terjatuh
Di masa belia
Aku baru
merasakan artinya prestasi
Apalagi ketika
mendapat peringkat lima besar di kelas
Aku benar-benar
menjadi anak sekolahan
Belajar dengan
sungguh
Selalu di rumah,
jarang keluar
Bersaing secara
sehat
Sebagaimana mestinya
seorang pelajar
Dan ketika
menginjak usia enam belas tahun
Aku mulai
mengenal dunia luar
Dunia yang tidak
pernah aku bayangkan aku akan menyentuhnya
Ya, dunia
kepenulisan
Kamu tahu, yu
Seseorang telah
membangkitkanku kembali
Atau mungkin aku
tidak pernah putus asa
Namun orang
tersebut menyambutku dengan leluasa
Hingga nyaris 3
tahun kemudian
Aku dipertemukan
lagi dengan seseorang yang membangkitkanku
Seseorang yang
sekarang aku panggil yu
Ya, kamu
Mungkin kamu
lupa kapan pertama kali kita bertatap muka
Atau mungkin
kamu tidak ingat pernah bertemu dengan orang sepertiku
Bagaimana kamu
menyebutnya, Jingga? Manis sekali
Atau bahkan
mungkin kamu sudah melupakanku
Sedemik apakah
asal kamu tahu rasanya dibiarkan?
Malah aku sulit
menjelaskannya di sini
Dan satu per
satu yang aku impikan mulai tercapai
Pertama, aku
ingin menulis sebuah novel
Justru Tuhan
menganugerahkan aku tiga judul novel
Dengan banyak
judul lain yang belum juga aku selesaikan
Kedua, aku ingin
lebih dekat dengan seorang motivator
Lalu Tuhan
menghadiahkan aku kesempatan menjadi orang yang bijaksana
Dididik langsung
oleh mentor yang merupakan motivator nomor satu di Indonesia
Ketiga, aku
ingin bekerja sesuai dengan apa yang aku suka
Lagi, Tuhan
sangat baik kepadaku
Setiap hari aku
dapat membaca banyak buku
Keempat kelima
keenam dan seterusnya
Aku harap Tuhan
akan selalu menyayangiku
Berada di
sampingku
Seperti seorang
musisi dengan musiknya
Begitu juga
seorang penulis dengan buku-bukunya
Yu,
Sejujurnya aku
malu mengatakan ini
Tetapi ini
satu-satunya cara yang bisa aku lakukan
Supaya kamu
mengerti
“Embun mencurahkan
pada daun bukan?
Dan Jingga
meluahkan pada air terjun
Lalu apakah ada
di antara keduanya sebuah ketidakmungkinan untuk bersama?”
Sementara,
Embun ada di pagi
buta, sebelum atau setelah fajar misalnya
Embun juga ada
sehabis hujan
Begitupun dengan
Jingga
Jingga ada pada
warna pelangi
Pelangi ada
sehabis hujan
Pelangi ada di
dekat air terjun
Dan di sana juga
ada Embun
Mungkin kamu
tidak punya waktu untuk memikirkan ini sedetikpun
Tidak apa-apa
Aku tetap
mengingat pernyataanmu
Bahwa
Embun dan Jingga
hanya ada dalam sebuah novel
Tidak ada komentar:
Posting Komentar