Judul: YA ALLAH, SIAPA
JODOHKU?
Penulis: Ahmad Rifa’i
Rif’an
Jenis: Non Fiksi
Penerbit: Quanta
Tebal: 189 Halaman
Ini buku non fiksi
pertama yang aku baca dengan sangat antusias. Buku ini aku tahu pas dan tepat
banget ketika aku lagi galau sama urusan hati. Antara pengin punya pacar, tapi
lagi enggak dekat sama seseorang. Atau pengin nikah, tapi enggak bisa asal
pilih pasangan. Dan yang paling parahnya lagi, aku pengin nikah muda, tapi
enggak ada calonnya. Lagipula, enggak semudah itu juga bikin komitmen yang cuma
sekali seumur hidup dan jangka panjang.
Buku ini juga
memperkenalkan aku pada Penulisnya, Mas Ahmad Rifa’i Rif’an. Sosok suami yang
sholeh kelihatannya. Semoga beliau tidak mengecewakan aku sebagai pembaca ya,
hehehehe.
Aku jadi tahu
karya-karya apa saja yang sudah diciptakannya. Banyak banget ternyata. Dan
semua itu non fiksi. Belum tahu juga beliau punya novel atau enggak. Yang ku
lihat, tulisannya inspiratif semua. Pokoknya nih ya, dari cover aku sudah jatuh
cinta. Berasa pengin jadi model sampulnya gitu. Elegan, anggun, terkesan mewah,
lembut, terus apalagi ya? Hhm, cocok buat anak kayak aku deh, anak perempuan
yang pengin jadi dewasa dan bijaksana.
Ya Allah, Siapa
Jodohku? Memuat 50 wasiat yang memandu kita supaya berpikir dan bertindak.
Tujuannya, biar kita cepat dipertemukan dengan kekasih penggenap jiwa. Dan
orang tersebut adalah jodoh yang pantas buat kita. Intinya sih, orang yang baik
dapat yang baik juga. Di backcover, jelas banget tertera sebuah doa yang sampai
sekarang masih selalu menjadi isi harapan setiap aku selesai shalat. Bagaimana
tidak, isinya begini nih:
“Tuhan,
jika dia orang yang baik bagi kebaikan agamaku, duniaku, dan akhiratku, tolong
segera pertemukan kami dalam bingkai yang halal. Tapi jika dia orang yang malah
meruntuhkan agamaku, melemahkan duniaku, dan menyengsarakan akhiratku, tolong
jauhkan hamba darinya dengan cara-Mu.”
Aamiin aamiin aamiin
Doa yang luar biasa.
Doa yang nyaris membuatku menangis. Karena aku sendiri merasa sangat sangat
tidak sempurna. Dan doa yang barusan itu adalah permintaan yang sempurna
bagiku. Sumpah, buku ini seakan menjawab segala pertanyaan yang membingungkan
dalam benakku tentang jodoh. Cocok banget buat semua orang yang belum menemukan
jodohnya, yang belum menikah, yang punya pacar atau enggak, yang masih galau
dengan kekasihnya dan semacamnya. Buku ini itu menegur kita untuk melihat diri
kita sendiri sebelum kita memohon dipertemukan dengan jodoh yang baik buat
kita.
Aku enggak bisa bilang,
wasiat mana yang paling aku suka dan kena banget di hati aku. Semuanya bagus,
semuanya benar, semuanya tepat menurutku. Ke-50-nya seperti busur yang pas
memanah ke mana dia mau. Kena banget, kena. Tapi enggak ‘sakitnya tuh di sini’
ya hehehehe.
Awalnya, aku pengin
kasih buku ini ke orang yang aku sayang, ke orang yang aku harap dia bisa jadi
jodohku, tapi aku masih ragu. Aku berpikir bahwa orang itu belum tentu baik
buat aku, belum tentu dia jodohku. Lagipula, orang itu juga tidak memikirkanku
sama sekali. Enggak tahu sih, intinya aku enggak tahu perasaan dia kayak
gimana. Padahal dia sudah tahu perasaanku seperti apa. Dan akhirnya, buku ini
mutlak menjadi milikku. Enggak rela rasanya kalau mau kasih ke orang lain,
bahkan meminjamkannya. Takut hilang, jangan dong. Buku ini cukup berarti
buatku. Huhuhu.
Assalamu’alaikum,
barang siapa yang belum memiliki buku non fiksi macam ini, wajiblah aku bilang
untuk mempunyainya, atau membacanya. Hhm, enggak wajib sih. Ya mungkin banyak
buku sejenis ini yang menyampaikan hal serupa, tapi buku ini punya ciri khas
atau kespesialan tersendiri. Dikemas dengan gaya yang orisinal, tidak menggurui,
dan enak dibaca.
Salam sahabat,
DNS