SELAMAT ULANG TAHUN ALISA
Aku percaya kau lupa hari ulang tahunku.
Kalimat itu yang
terus melayang-layang di pikiranku. Padahal aku sudah berjanji tidak akan
mengingatnya lagi. Cinta pertama yang telah mati. Lenyap rasa-rasanya, tinggal
sisa retakan kenangan indah yang pernah tercipta di masa-masa pacaran dulu.
Aku buka social media,
bisa dibilang, seluruh rakyat mengucapkan selamat ulang tahun untukku dan
memanjatkan doa-doa mereka. Tapi karena satu orang yang ku harapkan tak kunjung
muncul dengan senyuman manisnya, aku jadi lesu.
“Halo, sms
selanjutnya ada dari Dera, Dera mau ngucapin selamat ulang tahun nih buat
sahabatnya Alisa yang ke-23 tahun. Semoga panjang umur, sehat selalu dan sukses
terus. Aamiin.” Salah satu stasiun radio yang ku putar ternyata memberikan
kabar baik.
Aku senang lalu
cemberut lagi. Ku matikan radio dan menyalakan televisi. Di acara musik ada
segmen salam-salam, kesempatan kali ini ada Andre, teman sebangkuku di SMA. Terakhir
yang ku tahu, kerja sampingan Andre memang sebagai penonton bayaran. Gayanya yang
gemulai dan seperti anak perempuan cukup membuatnya jadi seru dan berkesan.
“Kamu mau kirim
salam buat siapa?” Tanya Host pada Andre.
“Buat sahabatku,
Alisa. Dia lagi ulang tahun yang ke-23. Happy birthday Alisa.” Jawab Andre.
“Wow, halo
Alisa, selamat ulang tahun.” Kata Host.
Tertawa kecil. Andre
keren sekali. Aku matikan televisinya dan kembali tiduran di sofa sambil
baca-baca artikel di internet lewat handphone canggih yang ku punya. Tiba-tiba
ada panggilan masuk.
“Halo.”
“Alisa. Keluar
rumah sekarang ya.” Lalu berakhir panggilannya.
“Eh, tunggu, ini
siapa?”
Aku kesal. Aku tidak
kenal itu suara siapa. Sial. Aku menuruti permintaannya. Keluar rumah dan
melihat ada tanda-tanda yang harus aku ikuti. Pertama seikat bunga di depan
pintu, lalu burung-burung kertas dan sampai di dekat kolam renang, ada kue
ulang tahun besar yang menggoda sekali. Dari belakang, seseorang menutup mataku
dengan kedua tangannya. Dia membawaku ke pinggir kolam lalu aku dilemparnya
sampai berenang cantik menjadi kejutan paling buruk hari ini. Beruntung aku bisa
renang, kalau tidak, mungkin aku sudah mati tenggelam.
Dan buyar. Aku bangun
dari tidur, barusan itu hanya mimpi ya. Syukurlah. Ada telepon, ini benar-benar
loh. Dari nomor baru, aku tidak tahu. Aku terima saja.
“Halo.”
“Selamat ulang
tahun, Alisa.”
“Billy.” Aku
senang bukan main.
Rasanya ingin
teriak keras di tempat yang lapang.
“Aku di taman
nih. Kamu kesini ya, aku tunggu.”
“I-iya bil.”
Aku bergegas ke
taman. Merapikan diri lalu berangkat.
Sesampainya di
taman. Aku lihat ada pesta kecil yang dipersembahkan untukku. Tapi tak ada
orang satupun. Billy tidak ada, teman-teman juga tidak ada. Sepi sekali. Menjelang
malam, senja pun akan pulang. Tapi cuaca masih terang. Aku kebingungan. Dimana orang-orang?
Aku ambil seikat
bunga yang ada di atas meja. Sekotak cokelat dan kado kecil. Aku lihat ada
selembar kertas, aku buka dan ku baca.
Selamat ulang tahun, Alisa. Maukah kamu menikah
denganku?
A banget
rasanya. Sulit ku ungkapkan. Billy, aku terkagum-kagum.
Berhenti senyum-senyum
sendirian. Aku mulai berjalan mencari Billy. Lirik kesana-kemari, ke kiri dan
kanan jalan. Tak tampak juga. Di persimpangan, seseorang yang ku kenal
berbaring tak berdaya.
“Billy.” Aku
teriak panik.
Aku pegang tubuh
Billy yang sudah tak bernyawa. Kepalanya berdarah. Orang-orang mulai datang
mengerumuni kami. Mereka membantuku membawa Billy ke rumah sakit. Sedangkan aku
terus menangis. Kronologisnya, Billy merasa pestanya untuk aku itu belum
sempurna tanpa sebuah novel. Karena aku suka menulis dan membaca, Billy
membelikanku sebuah novel teen romance. Tapi setelah dia kembali, dia ditabrak
sebuah mobil kijang yang melintas cepat ke arahnya. Aku membiarkan Billy
meninggalkanku untuk selamanya. Padahal kami bertemu lagi setelah sebulanan
lebih Billy pergi ke Boston, AS. Di saat Billy datang, di hari ulang tahunku,
dia memintaku jadi isterinya dan aku benar-benar kehilangannya sekarang. Setelah
pernyataan dari dokter bahwa Billy tidak terselamatkan. Aku kembali ke tempat
kejadian. Aku menemukan sebuah novel disana. Sebuah novel berjudul, ‘Ijinkan
Aku Mencintaimu’.
Betapa pedihnya
aku saat itu. Cinta pertamaku, orang yang pernah sangat menyakiti hatiku. Yang kini
kembali untuk menikahiku, tapi di hari ulang tahunku, Billy justru pergi tanpa
membuatku mengerti dulu apa maksud sikapnya waktu lalu. Billy, aku hidup dengan
rasa penasaran dan cinta yang belum terbalas. Tetaplah mati untuk rasa benciku
padamu dan tetaplah hidup untuk pertemuan abadi kita nanti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar