Pertama
kali saya membaca novel, ketika SMP. Judulnya ‘Ijinkan Aku Mencintaimu’. Lalu
saya tidak menghendaki diri untuk membaca novel lagi atau mau menyukai buku
atau ingin membeli buku. Sebagai pemilik rangking 5, saya merasa bahwa saya
memang harus menjadi pintar di sekolah. Bukan di kegiatan non akademik seperti
menulis, ikut acara-acara bedah buku dan semacamnya.
Masuk SMA,
seorang teman memperkenalkan novel berjudul Surat Kecil Untuk Tuhan. Karena saya
dan teman-teman suka sama jalan ceritanya yang merupakan kisah nyata juga, kami
menunjukkan apresiasi kami terhadap novel tersebut dengan mendukung progress novel
ke film. Acara pelepasan 1000 balon SKUT di FX Senayan, kami terlibat, kami
hadir, kami ada. Kemudian, face to face crew dan pemain di bioskop-bioskop
(Mall Metropolitan, Mega Bekasi, Tamini Square), kami pun menampakkan diri.
Desember
2010, saya selaku tim mading di sekolah, mengadakan lomba mading edisi jadwal
kerja angkatan saya. Saya mengangkat tema bebas, yang tidak mengandung hal-hal negative
sekecil apapun. Setelah ketahuan siapa pemenangnya, saya beride bahwa juara 1
harus mendapatkan hadiah berupa sebuah novel. Tapi bukan sekadar novel. Saya berpikir
keras, bagaimana caranya sebuah novel itu menjadi luar biasa berkesan bila
diberikan kepada juara 1 nanti?
Dan, saat
saya ke toko buku. Kedua mata saya langsung jatuh hati atau terpikat pada
sebuah novel bersampul ibu dan anak perempuannya. Sebuah novel berjudul Bintang
Anak Tuhan. Karya Kirana Kejora. Saya baca backcovernya, saya lihat profil
penulisnya. Saya menemukan alamat email yang tercantum dan apa yang terlintas
di benak saya? Saya harus bertemu dengannya, dengan si penulis novel ini,
dengan beliau. Awalnya, saya hanya ingin bilang bahwa saya suka novel BATnya. Tapi,
ketika saya mendiskusikan dengan teman-teman OSIS saya. Saya ingin membeli
novel itu untuk hadiah juara 1 lomba mading. Teman-teman saya setuju. Dan akhirnya,
saya berhasil bertemu dengan penulis novel Bintang Anak Tuhan. Beliau memberi
memo dan tanda tangan di novelnya tersebut.
Lama-kelamaan,
saya mengenal ibu dua anak itu dengan sebutan ‘key’. Di depannya saya tambah ‘mba’
jadi ‘mba key’. Beliau menumbuhkan semangat dalam diri saya untuk menulis. Beliau
membangun optimisme dalam jiwa saya. Dan beliau memberi saya energi bahwa ‘Derita
adalah kekuatan, bukan kematian’.
Ini hidup,
kisah terbaik sepanjang masa. Ada suka, ada duka, ada senang, ada sedih. Hidup tidak
lurus putih begitu saja seperti selembar kertas polos yang belum tertimpa
huruf-huruf menyakitkan. Pastinya banyak air mata yang telah kita teteskan,
banyak kepahitan dalam hari-hari yang pernah kita lewati. Dan mba key merupakan
salah satu motivasi saya dalam menulis. Tapi tidak menggeser posisi orang tua
saya. Tetap, orang tua adalah guru terbaik bagi anaknya.
Kini tahun
2014, 4 tahun lebih saya mengenal sosok yang menginspirasi itu. Dengan sekian
karyanya, sekian kisah di hidupnya, sekian kenyataan yang ia punya, sekian fase
atau perjalanan dalam menghadapi ini semua. Saya bersyukur sudah dipertemukan
Allah SWT dengannya.
Saya menulis,
saya membaca, saya menjalani hari-hari, menikmati hidup saya, mencintai apa
yang saya punya, apa yang saya suka, apa yang saya bisa, apa yang Allah SWT
berikan pada saya. Saya berterima kasih atas segalanya, atas jiwa raga ini,
atas takdir-takdirnya, kepada Allah SWT.
Saya
bertekad bahwa karya adalah cermin diri. Bagaimana nanti saya dikenang,
bagaimana nanti saya diingat, bagaimana nanti saya bermanfaat, bagaimana nanti
saya berarti. Seberapa pantaskah saya mendapatkan perlakuan baik dari setiap
orang yang mengenal saya, yang menyukai karya saya, yang menghargai dan
menghormati saya sebagai seseorang yang patut diapresiasi. Saya memikirkan itu
semua.
Saya menjadi
tanggungjawab dari apa yang saya ciptakan. Saya yang harus
mempertanggungjawabkan jalan hidup saya. Jalan hidup yang Allah SWT tuliskan.
Dan lagi,
hari ini Hari Buku Se-Dunia.
Saya berharap
bahwa saya akan selalu menyukai rutinitas-rutinitas gratis seperti membaca,
menulis, menciptakan hal-hal baru, berkreatifitas, mengapresiasi karya orang
lain dan lain-lain.
Semoga saya
bisa punya rak buku besar di rumah, yang isinya semua buku-buku bergizi. Aamiin.