Rabu, 14 Agustus 2013

Sinopsis: CINTA MELANGIT




Safaa, anak perempuan satu-satunya dari Ibu tukang masak keliling. Baru lulus SMK tahun lalu. Tidak kuliah juga tidak bekerja tapi Safaa memiliki cukup uang untuknya dan kebutuhan Ibu. Sejak bersekolah Safaa memang sudah terbiasa mandiri, sepulang sekolah mengumpulkan barang bekas yang ia rapikan kemudian ia jual. Uangnya digunakan untuk kebutuhan sekolah dan di rumah. Safaa anak yang kreatif dan innovative. Ia membuat karya tulis yang ia kirim ke media cetak sampai akhirnya mendapat bayaran tiap bulan karena karyanya aktif diterbitkan di beberapa majalah. Walaupun sederhana, Safaa mempunyai istana kardus cantik yang terletak tidak jauh dari rumahnya, dekat kali kecil dan ditinggali beberapa anak jalanan. Istana kardus cantik itu ia buat sendiri untuk tempat tinggal anak jalanan yang belum memiliki tempat berteduh. Ia juga memberi pekerjaan yang bermanfaat untuk mereka sehingga mereka bisa berpenghasilan dan tumbuh manjadi pribadi yang dewasa juga mandiri.

Setiap hari kemanapun Safaa pergi, jauh dekat ia sanggup berjalan kaki. Hari itu, Abid (Photoghrafer muda kaya tampan) mengikuti Safaa sedaritadi, sejak menemuinya di Tebet hingga ketahuan di pertengahan Pancoran Tugu. Abid terus memotret Safaa, tanpa Safaa sadari sedikitpun karena Safaa sedang asik mencatat kalimat-kalimat yang ia dapatkan selama berjalan kaki. Lalu, Abid dan Safaa berkenalan. Perlahan, Safaa membiarkan Abid tahu segala tentangnya dan membebaskan Abid memotret apapun di tempatnya. Welcome keduanya menjadikan hubungan mereka meningkat jadi cinta. Safaa menjadi kekuatan sendiri bagi Abid untuk menghasilkan potret-potret yang luar biasa. Abid pun menjadi inspirasi dan motivasi Safaa bahwa ia bisa menjadi Penulis best seller kelas dunia. Kekompakkan mereka didukung anak-anak jalanan istana kardus cantik dan Ibu Safaa sendiri sangat menyukai perubahan dahsyat dari Safaa sejak pertemuannya dengan Abid. Meski orang tua Abid sempat tidak setuju dengan hubungan Abid dan Safaa, namun ketika Abid membuktikan bahwa Safaa adalah sayapnya yang kini berkibar sudah. Orang tua Abid pun akhirnya setuju. Abid menjadi photoghrafer muda terbaik, Safaa menjadi Penulis dengan karya yang besar, Ibu Safaa memiliki restoran sendiri, istana kardus cantik berubah jadi istana sesungguhnya dengan anak-anak jalanan yang berprestasi. Abid dan Safaa merencanakan pernikahan, namun tepat di hari pernikahan, mobil yang mereka tumpangi kecelakaan. Safaa mengalami kebutaan dan Abid koma. Beberapa bulan kemudian, Safaa masih dengan kesedihannya karena tidak lagi bisa menulis. Hanya menyendiri, berteman dengan sunyi. Abid masih koma, tak berdaya.

Malik muncul. Cinta pertama Safaa waktu SD yang tak kesampaian. Ia menjadi penjaga Safaa, yang berusaha memulihkan Safaa supaya kembali seperti dulu. Safaa menyambutnya senang. Malik baik dan menerima kenyataan bahwa Safaa yang dulu diabaikannya, kini dicintainya itu, telah bersuami walaupun suaminya sedang sakit. Tujuan Malik hanya ingin Safaa kembali ceria, bisa melihat lagi dan Abid sembuh lalu mereka hidup bahagia. Namun takdir berkehendak lain. Orang tua Malik ingin Safaa menjadi isteri Malik. Ibu Safaa pun menyetujui. Orang tua Abid hanya pasrah pada takdir lain. Berat bagi Safaa kalau harus berpaling dari Abid yang sedang koma, namun di sisi lain Safaa juga masih ada rasa pada Malik.

Petunjuk pertama hadir di mimpi Ayah Abid, bahwa Abid menginginkan Safaa menikah dengan yang lain, yang mencintainya sama seperti cinta Abid. Petunjuk kedua datang di mimpi Ibu Abid, yang Abid minta adalah kornea matanya didonorkan untuk Safaa. Kedua petunjuk itu pun dikabulkan oleh kedua belah pihak. Saat Safaa memohon petunjuk dari Abid, Abid pun menghembuskan nafas terakhir dengan meninggalkan keputusan bahwa Safaa harus tetap hidup dan bersama dengan Malik yang mencintainya. Tak lama kemudian, Safaa dan Malik pun menikah. Mereka menaburkan bunga bersama di makam Abid. Abid hidup tenang di kehidupan yang sesungguhnya. Safaa bisa melihat kembali karena mata Abid dan Malik menjadi suami yang bertanggungjawab pada Safaa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar